Kesaksian Pak Djon

SEBUAH buku berjudul Witnessing Affandi: Thirty years assisting Indonesia’s master painter—by Suhardjono as told to Jeremy Allan—diterbitkan. Harga jualnya mahal: Rp 5,5 juta. Buku tersebut berisi reproduksi lukisan-lukisan Affandi yang dihimpun seorang kolektor. Setiap lukisan diberi penjelasan oleh Suhardjono—biasa dipanggil Pak Djon—bekas sopir Affandi, yang dianggap mengetahui asal-usul lukisan itu. Penjelasan Pak Djon seolah-olah memberikan legitimasi bahwa semua lukisan Affandi yang disajikan di situ autentik. Namun, bila dibandingkan dengan buku Affandi tulisan (almarhum) Raka Sumichan—kolektor terkenal lukisan Affandi—dan (almarhum) Umar Kayam yang terbit pada 1987, tatkala Affandi masih hidup, beberapa lukisan di buku tersebut meragukan. Pengamat seni rupa Bambang Bujono menuliskan pandangannya tentang buku itu.

Tempo

Jumat, 8 Februari 2019

SOPIR itu mengira hubungannya dengan seorang pelukis besar selesai sudah begitu sang pelukis berpulang, Mei 1990. Suhardjono, kini 85 tahun, sopir itu, bersiap membuka usaha dengan modal tabungan hasil menjadi sopir Affandi selama hampir 30 tahun. Ternyata tidak. Djon—begitu ia biasa dipanggil—memang putus hubungan dengan sang pelukis, tapi tidak dengan lukisan-lukisannya.

Di zaman seperti sekarang, ketika harga lukisan Affandi mero

...

Berita Lainnya