Kisah Yess dan Idealisme Kaset Rumahan

Tiap Sabtu pekan ketiga April, para pencinta dan kolektor rilisan fisik musik menyambut Record Store Day. Ikut merayakan Record Store Day, Tempo menyajikan nostalgia dunia kaset. Kali ini Tempo mengangkat industri kaset rumahan yang begitu semarak di Bandung pada 1970-1980-an.

Setidaknya terdapat empat label rekaman yang saat itu berkibar di Kota Kembang: Yess, Mona Lisa, Apple, dan Hidayat Recording. Yang menarik, tiap label punya ciri khas masing-masing, berdasarkan selera dan kecintaan musik para pengelolanya. Yess, misalnya, mengkhususkan pada musik aliran rock progresif. Label ini sangat idealistis. Berani menerbitkan album-album band progresif yang lagunya terbilang sulit. Tak peduli konsumennya sedikit.

Akan halnya Mona Lisa condong merilis album musik southern rock, yang berkembang di pantai barat Amerika Serikat. Adapun Hidayat memilih jalur jazz. Hingga kini kaset hasil rekaman rumahan itu masih menjadi incaran para kolektor kaset. Yess, misalnya, bagi banyak musikus Indonesia, dianggap berjasa mendidik selera kuping untuk mengapresiasi khazanah rock yang lain.

Senin, 7 April 2014

Jalan Veteran, Bandung. Kalau Anda melintasi jalan ini, akan terlihat sebuah toko furnitur di ruko bernomor 107. Kaca depannya bening sehingga perabot dan mebel jualan di dalamnya bisa terlihat jelas dari trotoar. Dulu, akhir 1970-an, barang siapa melewati toko itu akan menyaksikan sebuah toko dengan kaca gelap bergambar drum serta siluet penggebuknya. Konon, itu siluet Bill Bruford, penabuh drum band rock progresif asal Inggris, Yes dan King Cri

...

Berita Lainnya