Karena Dibesarkan dengan Gado-gado

A.R. Baswedan tak betah dengan konflik internal masyarakat keturunan Arab di Tanah Air. Pada 1934 ia sukses menggiring mereka ke ranah nasionalisme.

Senin, 15 Desember 2008

KAMPUNG Melayu, Semarang, 4 Oktober 1934. Sekitar tiga lusin pemuda keturunan Arab berkumpul. Hawa demikian panasnya, sebagian dari mereka membuka jas. Satu-dua tampak menyandang pistol di pinggang. Perdebatan sedang berlangsung sengit. Semua menanti pihak mana yang menang dan memberikan pengaruh dalam konferensi.

”Banyak provokasi,” Suratmin menulis. Penulis biografi A.R. Baswedan terbitan tahun 1989 itu mengutipnya dari catatan Irsjady Haq

...

Berita Lainnya