PLN Cetak Kenaikan Penjualan Listrik Selama Pandemi

Penjualan listrik naik 6,17 persen selama 2022. Keberhasilan program strategi ekstensifikasi dan intensifikasi perseroan.

Iklan

Minggu, 12 Februari 2023

PT PLN (Persero) berhasil mencatat penjualan terbaik pada 2022 sebesar 270,82 terawatt per jam (TWh) dengan total 85,28 juta pelanggan. Perolehan ini meningkat sebesar 15,75 TWh atau 6,17 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar 255,07 TWh. Peningkatan penjualan listrik ini merupakan capaian terbaik di tengah pandemi Covid-19. 

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengatakan PLN melakukan berbagai langkah untuk bisa tetap menciptakan kinerja perusahaan yang baik. “Sesuai arahan pemerintah, PLN all out dalam turut menjaga pemulihan ekonomi nasional pascapandemi melalui keandalan pasokan listrik bagi industri, bisnis, UMKM hingga seluruh lapisan masyarakat,” ujarnya. 

Dia menjelaskan torehan penjualan terbaik pada 2022 merupakan buah dari strategi ekstensifikasi dan intensifikasi yang dilakukan perseroan. Adapun strategi intensifikasi meliputi program pemasaran tambah daya bagi pelanggan eksisting. Sedangkan strategi ekstensifikasi meliputi penciptaan permintaan listrik baru, yaitu program akuisisi captive power dan electrifying agriculture.

“PLN terus mencari ceruk pasar baru melalui program Akuisisi Captive Power, sehingga berhasil mengajak banyak pelanggan bisnis dan industri untuk beralih dari penggunaan pembangkit listriknya sendiri ke listrik PLN, sehingga program ini berhasil menyumbang penjualan sebesar 2,53 terawatt hour (TWh),” tambah Darmawan. 

Selain menyasar sektor industri, strategi PLN dalam menjaga pertumbuhan konsumsi listrik sektor pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan melalui program electrifying agriculture. Program agrikultur modern berbasis energi listrik ini sukses menyumbang penjualan sebesar 0,31 TWh.

“Melalui program electrifying agriculture, PLN mendorong inovasi pada sektor pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan yang sebelumnya menggunakan alat-alat mesin pertanian berbasis fosil, mahal dan merusak lingkungan menjadi berbasis listrik, murah dan ramah lingkungan,” ujar Darmawan. 

Ilustrasi petugas PLN.

Selain itu, untuk bisa mendorong pertumbuhan konsumsi listrik di sektor pelanggan rumah tangga dan retail, PLN menjalankan program intensifikasi program pemasaran. Salah satunya dengan promo tambah daya yang menyumbang penjualan sebesar 1,31 TWh. 

Secara regional, Darmawan mengatakan penjualan listrik selama tahun 2022, seluruh wilayah mengalami peningkatan. Wilayah Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara (Sulmapana) menjadi paling pesat pertumbuhannya dengan 9,34 persen atau 20,34 TWh. Hal ini menjadi sinyal pertumbuhan industri di wilayah timur Indonesia mulai bergeliat.

Sedangkan wilayah Sumatera dan Kalimantan tumbuh sebesar 6,43 persen atau 56,05 TWh dan regional Jawa, Madura dan Bali sebesar 5,78 persen atau 194,42 TWh.

Secara sektoral dan berurutan pada 2022, penjualan tenaga listrik pada tarif rumah tangga menyumbang 42,53 persen, tarif industri menyumbang 32,35 persen dan bisnis 17,49 persen. Kemudian tarif sosial menyumbang 3,69 persen, tarif publik menyumbang 3,15 persen dan layanan multiguna, traksi serta curah menyumbang 0,79 persen.  

“Sebuah kehormatan bagi PLN dapat menjadi bagian dalam pemulihan ekonomi nasional pascapandemi. Capaian pertumbuhan penjualan listrik pada tahun 2022 menjadi bukti nyata bahwa kita bersama berhasil menjaga stabilitas di tengah  kondisi pandemi dan geopolitik global yang tidak menentu,” pungkas Darmawan.

Berita Lainnya