USAID Dukung PLN Percepat Transisi Energi Bersih Indonesia

Kerja sama ini guna mempercepat transisi energi melalui perluasan akses energi terbarukan dan modernisasi sistem. #Infotempo

Iklan

Sabtu, 30 Juli 2022

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo dan Direktur USAID Indonesia Jeff Cohen, menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) memperkuat kerja sama mempercepat transformasi energi bersih dan berkelanjutan di Indonesia. Kerja sama kemitraan jangka panjang untuk mempercepat transisi energi berkelanjutan melalui perluasan akses energi terbarukan dan modernisasi sistem.

Darmawan mengatakan PLN memiliki cita-cita mencapai net zero emission pada 2060 untuk mendukung visi pemerintah mengurangi emisi karbon. Menurut dia, peta jalan, tujuan dan strategi telah dibangun, tetapi pihaknya menyadari bahwa masih ada banyak tantangan.

"PLN termasuk di antara perusahaan penyedia jasa Asia ke-6 yang berkomitmen pada karbon netral,” kata Darmawan, Rabu, 3 Agustus 2022.

Dia mengatakan telah mempersiapkan dengan sangat rinci roadmap dan strategi yang mencakup pengembangan energi terbarukan skala besar. “Kemudian penghentian pembangkit listrik tenaga batu bara, konversi diesel ke pembangkit listrik terbarukan, dan co-firing menggunakan biomassa," ujarnya.

Melalui MoU ini, USAID akan membantu Indonesia lebih lanjut dalam mengembangkan skenario dekarbonisasi di sektor kelistrikan. Dukungan yang diberikan yaitu tidak lagi mengoperasikan pembangkit listrik tenaga batu bara dan mengidentifikasi insentif yang dapat meningkatkan investasi energi terbarukan. Target ini untuk mencapai Indonesia Just Energy Transition Partnership (IJETP) di bawah kepemimpinan Amerika Serikat dan Jepang bersama mitra internasional lainnya.

Darmawan menjelaskan bersama USAID telah berkolaborasi dalam teknis pengembangan EBT khususnya studi kelayakan, studi dampak, studi teknis, serta perhitungan harga perkiraan pemilik untuk beberapa proyek. Di antaranya, Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Dominanga, PLTMH Lau Gunung, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Toru Hilir, PLTA Asahan-5, PLTMH Lubu-3, serta PLTMH Sebelat.

“Kami mendukung komitmen pemerintah untuk mencapai net zero emission pada 2060 atau lebih awal. Saat ini kami telah mengganti 1,1 GWh energi batu bara dengan energi terbarukan,” kata Darmawan.

Semua usaha tersebut dinilai belum cukup. “Kami berusaha mengurangi lagi sekitar 2,4 GWh yang saat ini prosesnya tengah berlangsung,” ujarnya.

 

Direktur USAID Indonesia, Jeff Cohen mengatakan dalam memerangi perubahan iklim, transformasi energi bersih Indonesia sangat penting untuk memastikan masa depan bumi yang layak huni bagi semua orang. “USAID berkomitmen mendukung PLN dalam transisi energi Indonesia,” kata dia.

MoU yang ditandatangani hari ini akan membawa Indonesia lebih dekat untuk mewujudkan potensi energi penuhnya sekaligus mengurangi ketergantungan pada batu bara dan meningkatkan EBT. “Melalui kerja sama ini USAID dan PLN akan meluaskan akses untuk layanan energi yang andal dan terjangkau masyarakat,” ujar Cohen.

Di antara berbagai kegiatan yang dicanangkan dalam MoU, PLN dan USAID berencana untuk mempercepat penyebaran energi modern, meningkatkan pertukaran pengetahuan antara pakar energi bersih Indonesia dan Amerika. Kemudian menyediakan keahlian teknis dan pengetahuan bagi para penyusun kebijakan yang berupaya menurunkan emisi gas rumah kaca dari sektor listrik di Indonesia.

“Kami akan mengakselerasi transisi energi di Indonesia dengan berbagai program kolaborasi antara pemerintah serta dunia internasional. Dalam perjuangan melawan perubahan iklim, transisi energi di Indonesia vital perannya untuk memastikan masa depan yang lebih baik bagi semua orang di bumi,” tutup Cohen.

Berita Lainnya