Baznas Dikunjungi Peneliti Internasional Terkait Filantropi Islam

Pertama kalinya upaya pencapaian SDGs didanai zakat melalui Baznas.

Iklan

Sabtu, 14 Mei 2022

Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menerima kunjungan dari perwakilan Peace Research Institute Oslo (PRIO) dan STF UIN Jakarta, yang ingin meneliti gerakan filantropi Islam di Indonesia, khususnya aktivitas para pegiat atau penggerak kemanusiaan di lingkungan lembaga zakat dan filantropi di tiga negara, yaitu Indonesia, Nigeria dan Pakistan. 

Studi ini ingin mendalami bagaimana pegiat dan lembaga filantropi Islam dari sisi menghadapi pandemi dan merespon Sustainable Development Goals (SDGs). "Alhamdulillah kami menyambut baik kunjungan yang dilakukan peneliti senior Peace Research Institute Oslo (PRIO) Doktor Kaja Borchgrevink dan peneliti HUMA Profesor Amelia Fauzia. Semoga diskusi ini turut mengawal penguatan ekosistem zakat, khususnya di Indonesia," kata Pimpinan Baznas RI Dr Zainulbahar Noor, SE, M.Ec.

Zainulbahar memaparkan beberapa poin yang menjadi pembahasan. Di antaranya perkembangan Covid-19 di Indonesia; Filantropi Islam, Covid-19, dan Bantuan Kemanusiaan; Covid-19 dan Baznas; Baznas dan Pemberdayaan Perempuan.

Terkait Pandemi, selain aspek kesehatan Baznas juga berfokus pada kebangkitan perekonomian keluarga rentan yang terimbas pandemi. “Melalui dana zakat, infak, dan sedekah yang disalurkan masyarakat, Baznas berupaya untuk membantu kebangkitan ekonomi umat," kata Zainulbahar. Selain itu, terdapat juga program di masa pandemi yaitu Kita Jaga Kyai, Kita Jaga Yatim, dan Kita Jaga Usaha, yang mencakup aspek kesehatan, pendidikan, dan perekonomian.

Baznas juga memiliki program pemberdayaan perempuan. Kesuksesan Ibu Sarmi penjual kerupuk yang berdaya setelah dibantu Baznas, salah satunya. Sementara terkait SDGs, kerja sama Baznas dengan UNDP Indonesia membangun mikro-hidro di Provinsi Jambi telah mengalirkan tenaga listrik ke lebih 4.000 keluarga, kantor-kantor kelurahan, sekolah-sekolah. “Lebih dari itu telah membangkitkan ekonomi daerah dengan giatnya pengusaha mustahik memanfaatkan listrik dalam usaha konveksi jahit menjahit dan lainnya,” kata dia.

Proyek ini mendapat penghargaan tidak saja dari UNDP Pusat tetapi juga dalam acara Side Event di PBB yang diselenggarakan oleh UNDP bersama Misi RI di PBB, IsDB dan Pemerintah Bangladesh pada April 2017. Orang pertama UNDP menyampaikan untuk pertama kalinya upaya pencapaian SDGs didanai zakat melalui Baznas. Setahun setelah itu Baznas diundang World Bank.(*)

Berita Lainnya