PLN Teken Empat Kerja Sama Percepat Transisi Energi

Pemenerintah mendukung sinergi pengembangan energi baru terbarukan.

Iklan

Sabtu, 26 Maret 2022

PT PLN (Persero) menyepakati empat kerja sama dalam forum Energy Transition Working Group 1 (ETWG) di Yogyakarta, Kamis, 24 Maret 2022. Kerja sama tersebut untuk mengurangi mengurangi emisi global dan pengembangan energi baru terbarukan.

"Ke depan pengembangan EBT dan upaya pengurangan emisi menjadi fokus semua pihak dalam mengurangi emisi global. Kerja sama ini sebagai komitmen nyata dari hasil pertemuan ETWG pertama ini," ujar Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo.

Darmawan merinci empat kesepakatan kerja sama strategis, pertama nota kesepahaman pembangunan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dengan himpunan bank milik negara atau himbara, yakni Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BTN.

Kedua, kontrak lisrik swasta atau power purchase agreement (PPA) dua proyek, yaitu pengembangan PLTS di Bali bersama Medco Power dan PLTM Kukusan-2 5,4 MW di Lampung dengan Arkora Energi Baru. PLN juga melakukan financial close PLTM Sukarame dengan kapasitas 7 MW di Lampung oleh Lampung Hydroenergy.

Ketiga, kerja sama renewable energy certificate dari PLN ke enam perusahaan sebesar lebih dari 500 MWh per tahun dari pembangkit EBT milik PLN.

Keempat, nota kesepahaman dengan Yayasan World Wide Fund (WWF) tentang asistensi teknis dalam meningkatkan kualitas standar lingkungan sosial dan proyek infrastruktur energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.

Darmawan mengatakan kesepakatan kerja sama strategis ini sebagai simbol energi baru terbarukan menjadi fokus utama PLN. Perseroan membuka peluang kerja sama transisi energi dengan semua pihak.

"Ke depan pengembangan EBT dan upaya pengurangan emisi menjadi fokus semua pihak dalam mengurangi emisi global. Kerja sama ini sebagai komitmen nyata dari hasil pertemuan ETWG pertama,” kata Darmawan. Dalam kerja sama PLN mengedepankan fairness.

Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral Arifin Tasrif, mengatakan diperlukan kerja sama mendukung transisi energi bersih di Indonesia dan mencapai target net zero emission pada 2060. Dampak perubahan iklim tak hanya berdampak pada iklim tetapi juga terhadap ekonomi. Pengurangan emisi menjadi langkah penting yang perlu diusung bersama sama.

"Tantangan ke depan adalah teknologi dan pendanaan. Apa yang bisa kami lakukan untuk bersinergi secara nasional harus terus dikembangkan. Kerja sama dengan dunia internasional juga terus kami perluas agar bisa menjadi leader dalam proses ini," ujar Arifin.

Wakil Menteri I BUMN Pahala Masury, mendukung PLN untuk bisa membangun langkah pengurangan emisi global. "Ini diharapkan dengan berbagai perbaikan bisnis model dan pengembangan implementasi EBT dan pengurangan emisi karbon bisa menjadi daya tarik semua pihak untuk bisa bekerja sama dengan PLN," kata dia.

Berita Lainnya