Optimalisasi Limbah Batu Bara PLTU untuk Infrastruktur

PLN dan Adhi Karya mengolah FABA untuk proyek preservasi jalan di Kalimantan Selatan.

Iklan

Sabtu, 5 Maret 2022

PT PLN (Persero) bersama PT Adhi Karya Tbk (Persero) memakai limbah sisa pembakaran batu bara atau fly ash dan bottom ash (FABA) dari PLTU Asam Asam untuk membangun jalan sepanjang 150 kilometer di Kalimantan Selatan. General Manager PLN Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran (UIKL) Kalimantan, Daniel Eliawardhana, mengatakan PLN mengirimkan 140 ton FABA ke Adhi Karya untuk dimanfaatkan sebagai bahan tambah pengganti semen pada campuran beton dalam proyek infrastruktur.

"Optimalisasi pemanfaatan FABA khususnya yang dihasilkan PLTU milik PLN gencar dilakukan menyusul dikategorikannya FABA menjadi limbah nonbahan berbahaya dan beracun (B3)," ujar Daniel.

Daniel merinci PLTU Asam Asam kapasitas 4x65 Mega-watt yang terletak di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, menghasilkan 160 ton FABA per hari dalam proses produksinya. “PLN menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dalam pemanfaatan FABA hasil pembakaran batu bara untuk berbagai bahan baku keperluan sektor konstruksi dan infrastruktur di sekitar lokasi PLTU Asam Asam,” tuturnya.

Daniel mengatakan di lokasi PLTU terdapat 500 ribu ton stock FABA. Selain dimanfaatkan Adhi Karya, FABA ini juga dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dan UMKM setempat untuk diolah menjadi paving block dan batako.

"Kami proaktif mengajak pemerintah daerah, UMKM, badan usaha milik desa serta kelompok masyarakat untuk memanfaatkan FABA menjadi produk ramah lingkungan dan memberikan multiplier effect dalam meningkatkan kontribusi terhadap sektor perekonomian," kata Daniel.

FABA bisa dikategorikan sebagai produk samping yang dihasilkan dari proses pembakaran batu bara pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Sesuai dengan semangat pemanfaatan yang bersifat 4M (mudah, murah, mutu dan masif). PLN memastikan seluruh syarat dan persetujuan lingkungan telah dipenuhi sesuai standar dan ketentuan nasional yang mengacu pada standar prosedur internasional best available techniques (BAT) dan best environmental practices (BEP).

Berita Lainnya