Detektor Tsunami Cap Mutiara Hitam

Tiga siswi sekolah dasar Papua membuat alat pendeteksi tsunami. Murah dan bisa beroperasi tanpa listrik.

Senin, 17 Oktober 2011

TERKEJUT, kutilang itu panik. Deyoti, panggilan burung berumur satu tahun itu, berusaha terbang, tapi terbentur jeruji kayu, yang cuma berukuran 50 x 30 x 30 sentimeter. Jadi, ia cuma menclok sana-sini, sehingga sangkarnya berguncang. Detik berikutnya, lonceng berbunyi nyaring. Teng… teng… teng… teng….

Lonceng itu bukan hiasan, melainkan bagian dari alat pendeteksi dini tsunami buatan tiga siswi sekolah dasar asal Papua: Demira Yikwa (SD

...

Berita Lainnya