Jodoh Bukan di Tangan Tuhan

Biro jodoh kembali marak setelah Internet kurang berhasil menjadi cupid. Kini mereka menyasar kelas atas, dengan biaya pendaftaran puluhan juta rupiah.

Senin, 8 September 2014

MATA Stephanie Tan, 31 tahun, sembap. Dua pekan lalu, di sebuah gedung di Jalan Pluit Utara Raya, Jakarta, ia duduk termangu dengan topangan dagu. Duduk di sampingnya adalah Srie Mandaline Hendra, 60 tahun, pendiri biro jodoh The Indonesia ­Dating Service (IDS), yang serius mendengarkan kisahnya. "Cowok itu menjauh," kata Stephanie, dengan kepala menunduk.

Srie tersenyum, lalu ia mengelus kepala Stephanie. "Tidak apa, masih ada kesempatan lain," uj

...

Berita Lainnya