Yang Kapok, Yang Nombok

Sejumlah bank milik konglomerat kini tinggal nama. Sejumlah yang lain terus bertahan. Mengapa orang-orang kaya itu menyerah? Untuk apa sebagian yang lain bertahan?

Senin, 22 Maret 1999

Barangkali inilah namanya putaran nasib. Hingga dua tahun lalu, para bankir seperti berenang di samudra keserbagampangan. Segalanya serba mudah. Tanpa diundang, dana masyarakat antre memasuki loket-loket tabungan dan deposito. Tanpa dipaksa, pabrik dan perusahaan yang mengambil utang pada membayar bunga, melunasi cicilan. Rezeki bank melimpah, keuntungan membuncah. Dividen membengkak, tantiem-tantiem mengalir tanpa kenal musim. Tapi roda berp...

Berita Lainnya