Yang gerah dan yang lega
Terseoknya ekspor nonmigas ramai dibicarakan, sekalipun masalahnya sebatas ekspor tekstil dan produk tekstil. selain kayu, rupanya belum ada komoditi lain yang mampu menggantikannya. tab.
Sabtu, 26 Maret 1994
KETIKA pertengahan tahun lalu harga minyak menukik, dampaknya terasa. Maklum, kendati bukan lagi primadona, migas tetap penghasil devisa yang diandalkan untuk menopang APBN. Buktinya, waktu harga rata-rata minyak turun menjadi 16,5 dolar per barel (di tahun anggaran 1993-1994), angka defisit cukup mendebarkan: Rp 1,8 triliun. Nah, kalau akibat menurunnya pendapatan dari migas saja sudah sedemikian besarnya, apalagi jika yang oleng adal...