Mangkir Lagi, Mangkir Lagi
Lima debitor kakap berkelit dan tidak mau membayar utang kepada Bahana. Katanya bisnis belum membaik, waktu pelunasan terlalu pendek. Dugaan lain, karena ada beking politik.
Minggu, 18 November 2001
TAK ada yang berubah pada penampilan mereka. Segalanya masih serba wah. Rumah mentereng, mobilitas tinggi, dan aktivitas tetap saja di kalangan atas. Lebih dari itu, tidurnya tenang dan nyaman. Padahal orang yang tidak mampu membayar utang biasanya sulit tidur. Tapi para konglomerat yang juga debitor kakap itu telanjur manja dan dimanjakan. Hal itu jauh berbeda dengan kondisi para kreditor, yang terseok-seok menanggung beban utang macet sang ...