Alat Tukar
Model Transaksi Para Nabi
Maraklah jual-beli pakai dirham dan dinar. Tak lagi sekadar alat investasi, tapi risikonya tinggi.
Senin, 3 Januari 2011
KERAMAIAN di Masjid Al-Azhar, Kebayoran, Jakarta Selatan, Jumat dua pekan lalu, agak lain dari biasa. Lepas salat Jumat, ratusan orang mengerumuni pasar dadakan di area parkir utara. Di bawah tenda enam puluh meter persegi, para pedagang menjajakan serba rupa: mulai makanan, obat-obatan, pakaian, hingga kitab.
Sekilas suasana tampak biasa saja. Tapi ada sesuatu yang agak ganjil: jual-beli antara pembeli dan pedagang ternyata tak menggunakan uang
...