EKSPOR KOPI
Susah-susah Si Kecil
Beleid baru menyulitkan eksportir kopi kecil. Dampak positif baru terasa dalam jangka panjang.
Senin, 2 November 2009
JEMARI Mimin Hartiningsih bergerak cepat menyortir ribuan biji kopi di hadapannya. Hidung tertutup rapat dengan masker tak menghalanginya memilah biji kopi robusta yang berlubang atau cacat dari yang sehat. Perempuan 22 tahun ini mengaku tiap bulan bisa membawa pulang Rp 500 ribu dari pekerjaannya itu. ”Lumayan,” katanya, Kamis dua pekan lalu, di area perkebunan Malangsari, Kalibaru, Banyuwangi, Jawa Timur.
Selain Mimin, masih ada 200-an bur
...