Tarif telepon
Berpacu ke Ring Satu

Kue yang tersisa dari pemain utama mendorong pertumbuhan pesat operator baru di industri telekomunikasi. Seribu akal merebut pasar.

Senin, 14 April 2008

KEBIASAAN itu tak lekang walau setahun telah berlalu. Dengan ringan kaki Ibnu Sina menyambangi sejumlah kafe dan restoran siap saji di sudut-sudut Jakarta. Bisa di akhir pekan atau hari kerja. Yang penting, telepon selulernya jangan sampai tertinggal. Sebab, di situlah jiwanya. Dengan menunjukkan sepotong pesan pendek, ia bisa makan gratis hingga separuh harga.

Sebenarnya, tempat-tempat itu bukan lokasi asing bagi pria 45 tahun itu. Sebagai angg

...

Berita Lainnya