Taj Mahal
Minggu, 14 Juli 2002
Saya melihat Taj Mahal buat pertama kalinya: pualam putih, kubah bagaikan sebutir bawang besar dari surga, menara-menara langsing, dan simetri. Kecantikan itu mungkin mengagumkan, tapi ia tak menggetarkan hati. Ada sesuatu yang dingin pada mausoleum ini. Dingin seperti marmer, dingin seperti kamar yang steril, dingin seperti ruang yang antiwaktu: sebuah kerapian mutlak yang tak hendak tersentuh debu dari Agra, tak mau terkait dengan apa yang berg...