Fiksi

Identitas: sebuah fiksi. Ia fiksi yang dibentuk dari luar. Orang makin lama makin lupa itu. Bahkan—dengan menerjemahkannya jadi “jati diri”—orang menganggap identitas tumbuh secara kodrati dari “dalam” dan sebab itu pas untuk mendeskripsikan apa dan siapa “aku”, “engkau”, atau “mereka”—atau “Minang”, “Bugis”, “Indonesia”, “Negro”, “Cina”….

Tempo

Sabtu, 30 November 2019

 

Orang umumnya lupa bahwa sebutan-sebutan itu sebenarnya diwujudkan sebagai kombinasi antara “seakan-akan” dan “seyogianya”.

Dalam Wedhatama, misalnya. Kitab, yang di abad ke-19 digubah dan dipergunakan untuk mengajari para ningrat muda di Surakarta, itu menyebut “sarehne sira jawi”, (“karena kau pemuda Jawa…”). Jelas, yang tersirat di sana adalah sebuah statemen normatif: “jawa

...

Berita Lainnya

Sabtu, 30 November 2019

Sabtu, 30 November 2019

Sabtu, 30 November 2019

Sabtu, 30 November 2019