Bicara
Manusia berbahasa, dengan penuh risiko. Itu yang sering saya sadari tiap 28 Oktober.
Tempo
Sabtu, 26 Oktober 2019
Bahasa Indonesia tak diciptakan dan direkayasa dari satu pusat. Tak pernah pula dari sebuah kekuasaan dalam Negara. Ia tumbuh—kita tak akan pernah tahu pasti kapan ia bermula—di tengah pasar yang sibuk, di madrasah-madrasah pinggir kota, di lorong-lorong istana dan traktat para sultan, di jemaah gereja di kota yang beragam seperti di Batavia abad ke-17. Ia diperkaya koran harian yang tak ditulis pujangga, berita olahraga denga
...