Karnaval
SEBUAH kota butuh karnaval, bukan hanya pawai politik.
Goenawan Mohamad
Sabtu, 24 Agustus 2019
PAWAI politik—kita ingat aksi yang dikenal sebagai “212”—memperlakukan jalanan bukan sebagai ruang, melainkan sebagai wadah. Karnaval sebaliknya: ia muncul seperti arus yang mengalir begitu saja; kita lebih mengalami gerak dan derasnya ketimbang mengetahui arahnya. Pawai politik, sebagaimana kongregasi atau ibadah berjemaah, diberi bentuk oleh tujuannya. Karnaval diberi bentuk oleh keasyikan.
Di Jalan Malioboro, Yogy
...