Pemo

Senin, 14 Mei 2012

Di puncak gunung itu saya bertemu dengan Akhmad. Kemudian Matheus. Kemudian Vincentius. Hari masih dingin; matahari baru saja terbit. Timur hanya cahaya jingga yang terbelah karena gelap masih tersisa di dinding terjal tiga telaga Kelimutu.

Akhmad, tinggi, dengan raut muka keras dan tajam, seperti seorang Afro-Latin yang berkulit agak gelap, memakai jaket khaki yang sudah lapuk dan hanya bersandal jepit. Ia berjual­an kain tenun desanya. Matheu

...

Berita Lainnya