Memberi

Senin, 21 Maret 2005

Di bandara Meulaboh yang sepi dan tak punya apa-apa lagi, kami menunggu sebuah pesawat datang di sebuah kedai agak di depan landasan. Gubuk itu setengah berdinding dengan kayu yang lusuh. Besarnya hanya 3 x 4 meter persegi. Saya dan Sandra, dua orang dari Jakarta, duduk di bangku di luarnya, di bawah pohon, memesan kopi dan nasi bungkus. Pada pagi yang lambat itu, hanya ada empat orang pembeli datang silih berganti.

Tujuh meter dari sana,

...

Berita Lainnya