Yang Bernapas dengan Kata
Dua penulis produktif ini berkisah tentang liku-liku pengembaraan mereka di jagat kata-kata. Perjuangan yang sepi, tapi menyenangkan.
Senin, 17 Januari 2005
Tak...tak...tak...tak...tak...tak.
Bunyi mesin ketik Brother itu memecah malam. Di meja kerjanya, di sebuah pojok perpustakaan pribadinya, Remy Sylado bergulat dengan tulisan. Malam itu, di rumahnya di Cipinang Muara, Jakarta, Remy berpacu menulis novel terbarunya, sebuah novel yang berkisah tentang sebujur jalan di kota Paris. Novel yang direncanakan setebal sekitar 300 halaman, tapi baru selesai setengahnya. Wajahnya serius. "Saya sed
...