Pram dan Larangan Buku-Bukunya

Sabtu, 3 Oktober 1998

BUKU, bagi Pramoedya Ananta Toer, dianggap seperti anaknya sendiri. Setelah dewasa, mereka lepas dari orangtua dan bisa membangun hidup sendiri. ‘’Maka, mau dilarang, diinjak, ataupun dibakar, itu merupakan sejarah buku itu sendiri,’’ kata ayah enam orang anak itu.

Dengan prinsip seperti itu, ia tak merasa perlu berutang budi kepada mereka yang meminta pemerintah agar mencabut pelarangan buku-bukunya. Walau tak bisa dimun

...

Berita Lainnya