Jurnal angker dapat populer?

Sebuah jurnal, kalam, diterbitkan sebagai wacana pemikiran dan masalah kebudayaan. terkesan angker dan berat bagi pembacanya. bagaimana nasib jurnal yang lain?

Sabtu, 19 Februari 1994

SEPERTI air yang mengalir, ia selalu mencari penampungannya. Begitu juga tulisan yang tak mungkin masuk di koran atau majalah umum, menurut Budayawan Nirwan Dewanto dalam peluncuran Kalam di Jakarta, Selasa pekan lalu, akan ditampung dalam jurnal. Di Kamus Komunikasi susunan Onong Uchyana Effendi, salah satu arti jurnal memang penerbitan yang tak termasuk surat kabar dan majalah yang beredar secara teratur. Di sini memang telah terjadi...

Berita Lainnya