Mencari Warna Setelah Tsunami

Senin, 10 Oktober 2005

”Tanah Aceh, nyeri kami nyeri daging dan tulang kami nyeri darah dan tangis kami nyeri gigil nyeri perih...”

INILAH sepenggal puisi Fikar W. Eda, penyair dan wartawan koran Serambi Indonesia di Jakarta, yang dimuat dalam buku Maha Duka Aceh. Antologi puisi dari Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin, Jakarta, ini terbit pada Januari 2005, hanya sebulan setelah bencana.

Buku ini memang bukan satu-satunya madah duka nestapa selepas ben

...

Berita Lainnya