Puisi, Bukan Propaganda Cinta
Senin, 12 September 2005
Saya merasa tercerabut,” katanya. Ia, Ramsey Nasr, pemuda 31 tahun, berambut keriting, tapi sama sekali tak berbahasa Arab. Ayahnya orang Palestina, ia baru mengetahui itu satu dasawarsa terakhir. Kepada Tempo, ia mengisahkan betapa terasingnya ia dalam muhibah pertamanya ke Palestina, musim panas 1997.
Nasr memang memiliki segalanya yang berbau Belanda. Ibunya orang Belanda, dibesarkan di Belanda, dan ia merasa sebagai orang Belanda. Kini i
...