Monumen bangsa tertindas

Rigoberta menchu, memenangkan nobel perdamaian lewat buku "i, rigoberta menchu" mengisahkan nasibnya yang kehilangan ayah, ibu dan adiknya tewas ditangan rezim penguasa keturunan imigran eropa.

Sabtu, 12 Desember 1992

NAMAKU Rigoberta Menchu. Aku berusia dua puluh tiga tahun. Inilah kesaksianku. Aku tak mempelajarinya dari buku, juga tidak dari belajar sendiri. Aku ingin menegaskan bahwa ini bukan cuma kehidupanku, ini juga kesaksian masyarakatku. Sulit bagiku mengingat semua yang aku alami dalam hidup, karena terlalu banyak saat-saat buruk. Juga, ya, saat-saat bahagia. Yang penting, yang aku alami juga dialami orang lain: kisahku adalah cerita ten...

Berita Lainnya