Di Balik Sebuah Kata Kontet

Senin, 13 September 2010

Putu Wijaya

  • Dramawan

    Pada 1971 saya mengikuti sayembara penulisan lakon Dewan Kesenian Jakarta, dengan menulis lakon berjudul Aduh. Itu merupakan spekulasi yang berisiko tinggi, karena umumnya judul yang laris saat itu yang puitis. Bersamaan dengan itu, saya juga menulis novel Telegram dan Pabrik untuk sayembara yang juga digelar oleh Dewan Kesenian Jakarta.

    Saya beruntung karena Aduh, Telegram, dan Pabrik menang. Itu membuat saya kemudian bera

  • ...

    Berita Lainnya