Rendra, Merendra, Munir, Memunir
Senin, 28 September 2009
Eep Saefulloh Fatah *)
*) Pemerhati politik dari Universitas Indonesia
DI tengah hiruk-pikuk pemakaman Wahyu Sulaiman Rendra, 7 Agustus lampau, di Kampus Bengkel Teater Rendra, Cipayung, Depok, saya tercenung. Mengapa pentakziah tak semembeludak khalayak yang datang pada pemakaman Mbah Surip beberapa hari sebelumnya di tempat sama?
Tapi, segera saya menemukan jawabannya: Mbah Surip meninggal sebagai seorang selebritas, sementara Rendra sebagai
...