Titik Dua

Senin, 12 Januari 2009

Eep Saefulloh Fatah*)

  • *)Pengamat politik

    Setiap kali mengirim kolom untuk media massa, saya selalu mencemaskan nasib ”titik dua” saya. Sangat sering terjadi, sang ”titik dua” tak jadi muncul dalam kolom yang diumumkan ke khalayak. Ia dihabisi para editor. Malang nian nasibnya.

    Padahal, sebagai penulis kolom, saya menggemari titik dua. Bagi saya, ia wakil terbaik dari gagasan ekonomi kata sekaligus penggaris bawah yang efektif.

    Dengan

  • ...

    Berita Lainnya