maaf email atau password anda salah
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo
Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Masukan alamat email Anda, untuk mereset password
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Ubah No. Telepon
Ubah Kata Sandi
Topik Favorit
Hapus Berita
Apakah Anda yakin akan menghapus berita?
Ubah Data Diri
Jenis Kelamin
Dari tempat persembunyiannya, Dokter Sasa menjalankan tugas diplomasinya untuk pemerintah terpilih Myanmar. Menjabat sebagai Menteri Kerja Sama Internasional dan Juru Bicara Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) Myanmar, ia berpindah dari satu forum diskusi ke forum diskusi lain untuk menggalang dukungan dari komunitas internasional. NUG adalah pemerintah tandingan bentukan koalisi masyarakat sipil prodemokrasi dan anggota parlemen terpilih yang disingkirkan junta militer melalui kudeta 1 Februari lalu. Sasa berkorespondensi dengan para pejabat dan politikus Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, hingga Jepang, tapi belum bisa berkomunikasi dengan ASEAN. Sasa mendesak ASEAN berperan lebih besar dalam penyelesaian krisis di Myanmar, antara lain dengan segera menunjuk utusan khusus untuk memediasi perundingan antara NUG dan junta militer pimpinan Jenderal Min Aung Hlaing. Ia mengkritik lima poin konsensus hasil KTT ASEAN yang penerapannya nihil di lapangan.
Sejak kudeta militer meletus di Myanmar, Pemimpin Redaksi Myanmar Now Swe Win semakin intensif berkomunikasi dengan para jurnalisnya di lapangan. Meski tinggal di tempat persembunyian di Australia sejak tahun lalu, ia tetap menjalankan perannya dalam memimpin awak redaksi memberitakan setiap peristiwa yang terjadi di Myanmar. Swe Win mengatakan gelagat kudeta militer sebenarnya telah tercium sebelum pemilihan umum pada November 2020. Saat itu, junta militer melancarkan beberapa manuver politik untuk mendiskreditkan hasil pemilu. Hanya dalam satu hari, militer menggulingkan pemerintahan sipil terpilih yang dipimpin Aung San Suu Kyi dan Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD). Myanmar didera krisis setelah kudeta militer memantik protes nasional dan aksi pembangkangan sipil di berbagai daerah. Puluhan korban tewas akibat bentrok dengan aparat keamanan. Ratusan demonstran, aktivis, hingga jurnalis ditangkap dan dipenjarakan.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.