Mutiara di Pinggir Selokan
Di kios sempit berukuran 3 x 4 meter, ia tinggal sendiri: mencari nafkah dan menghabiskan sisa hidupnya. Perempuan itu, seorang nenek dalam usia 70-an tahun, tentu saja bukan seorang kaya. Dagangannya cuma 10 jeriken bensin masing-masing berisi tiga liter. Ya, di tepi sebuah jalan, di pinggir selokan, Semarang, ia berjualan bensin eceran.
Tapi suatu kali, rutinitasnya terganggu. Seorang pemuda bermotor menghampirinya. Ia mengaku kehabisan
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini