Panggung Gelap, tanpa Kata

Panggung itu pekat, senyap. Tak ada pelita kecuali tiga titik sinar merah temaram, berkejaran. Kadang menyatu, kadang bertebaran ke sudut-sudut ruang. Setelah sepuluh menit bersilangan kian kemari, tiga titik sinar itu berubah wujud menjadi satu cahaya. Kini, segala yang di panggung menjadi lebih transparan: dua lelaki bercawat, bertelanjang dada, dan seorang perempuan dalam busana ketat warna hitam. Mereka tak berkata-kata.
Perempuan yang
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini