Peluh dan Erotisme Ine
Ine Febriyanti berjalan perlahan di atas panggung. Ia menempatkan tiga botol minuman kemasan ukuran dua liter di tiga titik. Pakaian Ine kasual. Celana panjang, atasan tanpa lengan, tanpa alas kaki. Potongan rambutnya baru, skinhead, dan sisa rambut diikat rapi. Ia berdiri di hadapan sorotan panas 110 corong lampu. Lampu-lampu itu berjarak hanya puluhan sentimeter dari tempatnya.
Kalimat awal monolog berjudul Warm ia bawakan lembut dan lirih. "..
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini