Pada Senja Mengenang Suyatna
Kita ini seperti para biksu,
berkeliling jalan kaki ke mana-mana,
menyuarakan kemanusiaan
sambil membawa cawan pengasihan,
untuk sekadar bertahan hidup.
Ini kata-kata Suyatna Anirun, satu nama yang kini tak terdengar lagi. Pada 2002, pendiri Studiklub Teater Bandung itu wafat meninggalkan sederet karya dan murid-murid sebagai warisan. Tapi kita mendengarnya lagi di Bentara Budaya Jakarta, Kamis pekan lalu, dan di aula Graha Sanusi Hardjadinata Unive
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini