Titik Balik Tukul Arwana
Tukul Arwana pernah tak kuasa menahan geli mendengar komentar ayahnya atas kesuksesan yang ia reguk saat ini. Abdul Hamid, sang bapak, pura-pura takjub karena hanya dengan berjualan pring (batang bambu) Tukul bisa hidup enak. ”Lho, kok jualan pring? Saya, kan, ngelawak, Pak,” sergah Tukul waktu itu. Sang ayah menjawab tangkas, juga kocak. ”Iya, jualan pring, pringas-pringis (cengengesan), maksudnya.” Tukul spontan ngakak.
Kini dia bisa m
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini