Gandari, Christine, dan Melati
Opera Gandari karya Tony Prabowo dipentaskan untuk ketiga kalinya. Sutradara Melati Suryodarmo memberikan tafsir baru, lekat dengan pengalaman personal sebagai perempuan.
DARI puncak perancah yang menjulang di panggung, suara parau Christine Hakim menyela keheningan. Rambut abu-abu Christine tergerai. Di pangkuannya, terjurai sehelai kain putih yang sembirannya terus-menerus ia telusuri dengan jari-jemari. “Ia yang tak ingin melihat dunia, sore itu menengok ke luar jendela buat terakhir kalinya....” Demikian Christine membuka Opera Gandari di Graha Bhakti Budaya, Jakarta Pusat, 15 Desember lalu.
Di
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini