Pesta Zapin di Bengkalis
WAHAI, emak, mandikan aku, badanku ini amatlah kotor. Wahai, emak, emakku sayang....” Sang penyanyi, seorang perempuan 30-an tahun, suaranya naik-turun di antara denting gambus, sebuah instrumen petik berbentuk buah pir, dan tepukan marwas. Enam penari melangkah, badannya berputar. Riang, mengikuti dendang tentang gadis yang kesepian dan mengharap sang emak turun tangan: mengawinkannya.
Malam itu, Ahad dua pekan lalu, lebih dari seribu orang
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini