Setelah Membakar Wajah Nietzsche
Ruang pamer Lembaga Indonesia-Prancis, Yogyakarta, 5 hingga 16 Mei, bak sebuah toko buku kecil. Sederet tumpukan buku tersusun rapi mengisi bagian tengah ruang pamer. Semua buku dihiasi sampul berupa karya lukis. Pada salah satu sisi dinding berderet 14 buku yang dikemas dengan lembaran kaca, seolah menggambarkan buku yang hanya menjadi penghias ruangan.
Tak ada transaksi jual-beli buku, tapi ada pemandangan yang membetot perhatian: lukisa
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini