Dari Amrus untuk Soekarno
Senin, 30 Juni 2008

Sandal kulit, celana selutut, kemeja lusuh. Topi hitam pudar. Rambut dan kumis dibiarkan gondrong, dengan uban hampir separuhnya.
Amrus Natalsya boleh jadi punya banyak uang sekarang. Lukisan kayu serial Pecinan-nya meledak sejak 1999. Sebelumnya, berbagai serial perahu kayu juga sudah diborong. Yang masif ukurannya adalah bahtera Laksamana Cheng Ho, yang disertai empat pelat kayu terpisah. ”Ini laku hampir satu M,” ia berbisik kepada Tempo.
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini