maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin

Burung-Burung di Alcatraz

Alcatraz: betapa jauh, betapa sunyi. Terletak di Teluk San Francisco yang menggigil, penjara federal AS yang ditutup pada 1963 itu menjadi bukti betapa bui adalah tempat paling jahanam bagi seorang narapidana—kaliber dunia sekalipun. Di sana, bos mafia Al Capone menghabiskan waktunya sambil didera sifilis yang hebat. Di tempat itu pula Robert Stroud, homoseks pembunuh yang menghabiskan 50 tahun usianya di balik jeruji besi, mengubur waktu melalui persahabatannya dengan burung-burung. Alcatraz memang tak lebih buruk dari penjara di Tanah Air: Nusakambangan dan Pulau Buru—untuk menyebut beberapa. Tapi tak ada yang bisa menakar rasa sakit: setiap tempat ada deritanya. Dan di Alcatraz derita itu adalah cuaca dingin yang mematahkan engsel tulang, kamar isolasi yang menciutkan nyali, serta rasa sepi yang berkepanjangan. Wartawan TEMPO Arif Zulkifli mengunjungi Alcatraz dua pekan lalu. Laporan dari sana dilengkapi Nezar Patria dengan beberapa riset pustaka. Berikut ini cerita lengkapnya.

arsip tempo : 171391401738.

. tempo : 171391401738.
”Alcatraz never was no good for anybody”

Frank Watherman, napi terakhir yang meninggalkan Alcatraz

PEREMPUAN itu duduk di pojok ruang besar di bawah tanah Penjara Alcatraz. Parasnya rupawan, meski telah setengah baya. Rambutnya yang pirang ia sisir ke samping. Banyak melempar senyum, dia berkata, ”Saya dibesarkan di sini.” Hari itu ia mengenakan blus warna cerah—kontras dengan dinding penjara yang telah m...

Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.

Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini

PILIHAN TERBAIK

Rp 54.945/Bulan

Aktif langsung 12 bulan, Rp 659.340

  • *Anda hemat -Rp 102.000
  • *Dijamin update hingga 52 edisi Majalah Tempo

Rp 64.380/Bulan

Aktif setiap bulan, batalkan kapan saja

  • *GRATIS untuk bulan pertama jika menggunakan Kartu Kredit

Lihat Paket Lainnya

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 21 April 2024

  • 14 April 2024

  • 7 April 2024

  • 31 Maret 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan