maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin

Kurdistan, Sebuah Tanah Air yang Hilang

Terbelah-belah di antara Turki, Suriah, Iran, dan Irak, Kurdistan sejatinya memiliki segala kelengkapan sebagai bangsa: tanah, rakyat, sejarah, tradisi, bahkan para pahlawan. Tapi ia tak kunjung melahirkan tanah air. Maka, bergolaklah warga Kurdi dari masa ke masa, melewati aneka perang serta ikhtiar damai demi kemerdekaan dan sebuah negara. Di Kurdistan Irak, perjuangan panjang kaum tersebut untuk mendapatkan identitas terbaca dengan jelas dalam kekuasaan setiap rezim. Musim dingin ini, pada Desember silam di tengah udara yang menggigit, wartawan TEMPO Rommy Fibri memasuki sejumlah wilayah Kurdistan di Irak Utara. Dia menyaksikan perubahan kehidupan bangsa itu selepas jatuhnya rezim Saddam Hussein. Sejatinya, apa yang membuat mereka mampu bertahan? Benarkah suku-bangsa ini tak pernah berhenti "berjalan", toujours en marche, demi impian akan sebuah tanah air? Rommy Fibri menuliskan laporannya, dilengkapi oleh Purwani Dyah Prabandari dan Endah W.S. Berikut ini rangkumannya.

arsip tempo : 171406170744.

. tempo : 171406170744.

Pada mulanya adalah rumpun nan hijau,
yang kini telah musnah.
Abu kematian terhampar menyelimuti persada.
Ke mana pun melangkah,
Di situ akan kaulihat rintihan kematian....

Penyair Kurdi, Fereidoun Saman, tak menujukan secara khusus puisi ini kepada siapa-siapa—bahkan tidak untuk anak-anak manusia yang gemar memuncratkan darah. Syair di atas adalah dialog batin sang Penyair yang tak kuasa menahan rasa sesak tatkala menyaksikan tr



...

Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.

Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini

PILIHAN TERBAIK

Rp 54.945/Bulan

Aktif langsung 12 bulan, Rp 659.340

  • *Anda hemat -Rp 102.000
  • *Dijamin update hingga 52 edisi Majalah Tempo

Rp 64.380/Bulan

Aktif setiap bulan, batalkan kapan saja

  • *GRATIS untuk bulan pertama jika menggunakan Kartu Kredit

Lihat Paket Lainnya

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 21 April 2024

  • 14 April 2024

  • 7 April 2024

  • 31 Maret 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan