Satu Takhta, Dua Raja
Senin, 6 September 2004
Di ambang Festival Keraton Nusantara IV (akan dilangsungkan di Yogyakarta menjelang akhir September), mingguan ini menurunkan laporan wartawan TEMPO, Ali Anwar, yang selama sepekan lebih memasuki Keraton Kanoman dan memotret berbagai intrik di balik kisah perebutan takhta yang memanas sejak setahun silam sampai sekarang. Mengapa Kanoman seperti mengulang kembali kisah perebutan mahkota pada 130 tahun silam?
Berikut ini laporannya .

Perangkat gamelan itu tiba-tiba membisu setelah sepuluh bulan lebih mengalun. Tak ada lagi deretan penabuh yang bersila berjam-jam untuk berlatih. Tak ada lagi putra-putri istana yang menarikan tari bedaya, panglima, dan wayang dengan iringan musik gamelan—membuat Keraton Kanoman kehilangan rona. Seyogianya, Agustus lalu menjadi puncak geladi bersih tim kesenian Keraton Kanoman, yang sedianya ikut meramaikan Festival Keraton Nusantara (FKN) IV
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini