Mengarak Kiai Tunggul Wulung
Berbagai cara ditempuh agar mimpi buruk flu Spanyol berlalu. Di Yogyakarta, pusaka kerajaan diarak keliling kota agar wabah cepat sirna.
PUSAKA keramat berupa kain sutra bertulisan “la ilaha illallah” dan “nashrun minallah wa fathun Qarib” diarak keliling kota saat wabah flu Spanyol menyerang Yogyakarta pada 1918. Kain berwarna ungu itu dihiasi gambar pedang yang ujungnya terbelah dua. Dalam sejarah Islam, pedang itu digunakan Ali bin Abi Thalib—sahabat, menantu, dan sepupu Nabi Muhammad—untuk Perang Badar.
Masyarakat Yogyakarta mengenal
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini