Mitos Kyai Bulus, Wasilah, dan Playstation
Senin, 10 Juli 2006

MARDIYEM menatap tenda komando warna hijau di depannya dengan lesu. Terpancang di atas sebidang lapangan badminton, terpal militer yang kini dihuni sejumlah keluarga pascalindu 27 Mei itu seperti barikade yang memisahkan tubuh uzurnya dengan masa silam Kotagede. ”Sebelum jadi lapangan badminton, lapangan itu tempat bermain saya dan teman-teman sewaktu kecil,” ujar nenek 67 tahun itu seraya menyebutkan nama-nama permainan seperti gobak sodor,
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini