Setelah Kata, Lalu Nada
Senin, 17 Oktober 2011

Sebuah grand piano, seorang gadis, dan tumpukan buku raksasa, bola dunia, dan rak buku berukuran raksasa. Gadis itu adalah Leilani Hermiasih Suyenaga, yang menyebut dirinya Frau—kata dari bahasa Jerman yang berarti "puan". Dia menyapa penonton dan memperkenalkan diri dengan agak gugup di ruang Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu malam dua pekan lalu.
"Saya merasa bukan penulis lirik yang bagus, tapi sedang mencoba. Dan ini merup
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini