Kampus Agen Perubahan
Senin, 29 Desember 2008

Karto Luwak, anak petani di lereng Gunung Bromo; Atmo Mendem, putra seorang penggali pasir di tepian Bengawan Solo; dan Engkus Kuswarih, anak pemecah batu di Kali Cisadane, mengalami keberuntungan yang sama. Semua ”naik kelas” setelah empat tahun bertahan di perguruan tinggi negeri dan lulus dengan angka bagus. Pada generasi mereka terputuslah rantai profesi tradisional—petani, penggali pasir, dan pemecah batu—yang telah turun-temurun dan
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini