BERADA di lintasan kedua di New National Stadium, Tokyo, Jepang, Lalu Muhammad Zohri terlihat mencolok dengan kaus putih bercorak merah dan celana pendek merah. Enam sprinter lainnya, lima orang Jepang dan juara lari 100 meter Kejuaraan Dunia 2017, Justin Gatlin, asal Amerika Serikat mengenakan kostum bernuansa biru gelap. Di babak final lomba lari 100 meter World Athletics Continental Tour Gold Tokyo 2021 pada Ahad petang, 9 Mei lalu tersebut, Zohri menyentuh garis finis di urutan ketujuh. Zohri mencatatkan waktu 10,45 detik, lebih lambat 0,21 detik dari Gatlin yang menjadi juara dengan catatan waktu 10,24 detik. Sebelumnya, di babak penyisihan, Zohri mampu membuat hitungan waktu terbaiknya pada musim ini, yakni 10,34 detik. “Terima kasih banyak kepada seluruh masyarakat Indonesia atas dukungan dan doanya. Saya mohon maaf karena belum bisa memberikan yang terbaik di kejuaraan test event ini,” ucap Zohri melalui video yang dikirimnya via WhatsApp, Ahad malam, 9 Mei lalu. Bagi Zohri, kesempatan berlomba dalam kejuaraan atletik tingkat internasional, seperti Ready Steady Tokyo yang merupakan test event Olimpiade Tokyo 2021, adalah sesuatu yang dia patut syukuri. Ini kejuaraan pertamanya setelah sekitar satu setengah tahun vakum terkena imbas pandemi. “Sejak pandemi Covid-19, kami sempat dipulangkan (ke daerah),” ujarnya. “Alhamdulillah dipanggil lagi untuk persiapan dan memang butuh sekali perlombaan untuk menguji latihan selama ini,” tutur peraih medali emas dalam Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Finlandia pada 2018 itu. Uji coba ini penting bagi Zohri sebagai pemanasan sebelum terjun di kejuaraan sebenarnya pada 23 Juli-8 Agustus nanti. Apalagi, venue dan lintasan yang digunakan sama, yakni stadion yang berlokasi di Kasumigaoka-machi, Shinjuku, itu. “Syukurlah bisa mencoba lapangan. Cari rasa-rasanya dulu,” ucapnya. Zohri lolos ke Olimpiade Tokyo setelah menempati peringkat ketiga di Seiko Golden Grand Prix Osaka, 19 Mei 2019. Ia mengukir waktu 10,03 detik, menembus limit kualifikasi 10,05 detik. Sejak Rabu, 5 Mei lalu, Zohri telah berada di Shibuya Excel Hotel Tokyu yang menjadi wisma atlet bagi para peserta kejuaraan uji coba Olimpiade. Zohri berangkat bersama pelatihnya, Arya Yuliawan, dan Sapwaturrahman, atlet loncat jauh. Selama berada di Tokyo, Zohri mengaku mendapatkan pengawasan ketat dari panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo. “Di sini kita hanya boleh di kamar dan ke ruang makan hanya ambil makanan untuk makan di kamar,” ujarnya. Tidak hanya di penginapan, menurut Zohri, pengawasan ketat berlaku ketika para peserta mengunjungi lokasi latihan. Menurut dia, atlet dan ofisial dipantau untuk memastikan penerapan protokol pencegahan Covid-19. Seperti pada Jumat, 7 Mei lalu, Zohri mendapatkan jadwal latihan di New National Stadium dari pukul 13.30 hingga 16.30. Jatah waktu itu sudah termasuk perjalanan dari hotel-stadion selama 20 menit. “Ke lapangan dijaga pulang-pergi,” ucap Zohri melalui WhatsApp, Jumat, 7 Mei lalu. Mengenakan kaus dan celana pendek hitam serta legging dan sepatu dengan warna serupa, Zohri melakukan peregangan. Dia juga sempat menjajal lintasan lari dan mencoba menggunakan startblock—alat penahan kaki pada saat memulai lomba sprint. “Suhu di Tokyo sejuk sekitar 20 derajat (Celsius). Angin bagus. Semoga semua berjalan lancar,” ujar Zohri saat akan mulai berlatih. Pemakaian startblock memang menjadi salah satu “pekerjaan rumah” Zohri.