Mencetak Idola tanpa Muara
Kelincahan Chyntia Irianto Wiranto tibatiba hilang. Sabetan raketnya tidak lagi garang. Bahkan berkalikali gadis 16 tahun ini gagal menyeberangkan shuttle cock ke bidang permainan lawan. Dari keningnya meluncur butiran keringat sebesar jagung. Wajahnya yang putih pun semakin pucat. ”Perut saya sakit,” katanya seusai berlaga di hall Pusat Olahraga Persahabatan Korea Indonesia (POPKI) Cibubur, Jakarta, Rabu pekan lalu.
Rasa sakit di ulu hati
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini